Artikel ini saya tulis untuk menjawab banyak sekali pertanyaan yang diajukan kepada saya baik melalui email, SMS, ataupun saat seminar. Ternyata masih banyak juga orang yang kurang jelas apa itu mental block, proses pembentukan, cara mengenali, dan yang lebih penting cara untuk mengatasi dan menghilangkan mental block.
Sebelum saya membahas apa itu mental block saya akan menjelaskan kembali proses pemrograman pikiran manusia.
Proses pemrograman pikiran sebenarnya telah terjadi sejak seorang anak masih di dalam kandungan ibunya, sejak ia berusia 3 bulan. Pada saat ini pikiran bawah sadar telah bekerja sempurna, merekam segala sesuatu yang dialami seorang anak dan ibunya. Semua peristiwa, pengalaman, suara, atau emosi masuk ke dan terekam dengan sangat kuat di pikiran bawah sadar dan menjadi program pikiran.
Saat kita lahir, kita lahir hanya dengan satu pikiran yaitu pikiran bawah sadar. Bekal lainnya adalah otak yang berfungsi sebagai hard disk yang merekam semua hal yang kita alami. Sejak lahir, dan sejalan dengan proses tumbuh kembang, kita mengalami pemrograman pikiran terus menerus, melalui interaksi kita dengan dunia di luar dan di dalam diri kita.
Pada anak kecil, yang memprogram pikirannya adalah terutama kedua orangtuanya, pengasuh, keluarga, lingkungan, guru, TV, dan siapa saja yang dekat dengan dirinya. Saat masih kecil pemrograman terjadi dengan sangat mudah karena pikiran anak belum bisa menolak informasi yang ia terima. Ketidakmampuan memfilter informasi ini disebabkan karena pada saat itu critical factor, atau faktor kritis, dari pikiran sadar belum terbentuk. Kalaupun sudah terbentuk critical factor masih lemah.
Pemrograman pikiran saat anak masih kecil terjadi melalui dua jalur utama yaitu melalui imprint dan misunderstanding. Definisi imprint adalah “a thought that has been registered at the subconscious level of the mind at a time of great emotion or stress, causing a change in behavior” atau imprint adalah apa yang terekam di pikiran bawah sadar saat terjadinya luapan emosi atau stress, mengakibatkan perubahan pada perilaku.
Misunderstanding adalah salah pengertian yang dialami seseorang saat memberikan makna kepada atau menarik simpulan dari suatu peristiwa atau pengalaman.
Baik imprint maupun misunderstanding, setelah terekam di pikiran bawah sadar, akan menjadi program pikiran yang selanjutnya mengendalikan hidup seseorang.
Satu hal yang perlu kita mengerti yaitu bahwa semua, saya ulangi… semua, program pikiran adalah baik. Program pikiran selalu bertujuan membahagiakan kita. Program pikiran diciptakan atau tercipta demi kebaikan kita berdasarkan level kesadaran dan kebijaksanaan kita saat itu.
Program pikiran menjadi mental block apabila bersifat menghambat kita dalam mencapai impian atau tujuan kita. Sebaliknya program pikiran akan menjadi stepping block, batu lompatan, bila bersifat mendukung kita.
Anda jelas sekarang ? Atau masih bingung?
Ok, saya beri contoh biar lebih jelas.
Ini dari kasus klinis yang pernah saya tangani. Ada seorang wanita, sebut saja Rosa, cantik, ramah, cerdas, pintar cari uang, dan mandiri tapi sampai saat bertemu saya, usianya saat itu 35 tahun, masih jomblo alias single, belum dapat jodoh.
Rosa juga bingung mengapa ia sulit dapat jodoh. Ada banyak pria yang suka padanya. Namun setiap kali pacaran dan jika sudah masuk ke rencana untuk menikah, selalu muncul masalah sehingga hubungan mereka akhirnya putus.
Setelah dicari akar masalahnya, saya menemukan program pikiran, di pikiran bawah sadarnya, yang sangat baik namun justru bersifat menghambat dirinya untuk bisa dapat jodoh.
Apa itu ?
Ternyata ayah Rosa meninggal saat ia masih kecil, usia 7 tahun. Sejak saat itu ibunya yang bekerja keras menghidupi keluarga mereka. Bahkan pernah sampai jatuh sakit dan hampir meninggal.
Nah, pas saat ibunya sakit keras, Rosa berdoa dan mohon kesembuhan untuk ibunya. Dan dalam doanya ia berjanji bahwa ia akan membalas semua pengorbanan ibunya, setelah ia dewasa kelak, dengan selalu menyayangi dan mendampingi ibunya.
Janji ini ternyata masuk ke pikiran bawah sadarnya dan menjadi program. Benar, sejak saat itu dan hingga ia dewasa Rosa adalah anak yang begitu sayang pada ibunya. Selama ini program pikirannya telah sangat membantu Rosa dalam menjalani hidupnya. Rosa bekerja keras, menjadi anak yang sangat mencintai ibunya. Dan ibunya juga begitu bersyukur dan bahagia karena mempunyai anak yang begitu menyayanginya. Nah, program yang sangat positif ini tiba-tiba berubah menjadi program yang menghambat (baca: mental block) saat Rosa ingin berkeluarga.
Program ini men-sabotase setiap upaya Rosa untuk mendapat pasangan hidup. Saat saya berdialog dengan “bagian” (baca: program) yang tidak setuju bila Rosa menikah, saya mendapat jawaban yang jelas dan lugas. Ternyata “bagian” ini khawatir Rosa tidak bisa menepati janjinya, menyayangi dan mendampingi ibunya karena bila menikah, menurut pemikiran “bagian” ini, Rosa harus mengikuti suaminya dan meninggalkan ibunya sendiri. “Bagian” ini tidak setuju dengan hal ini.
Nah, anda jelas sekarang ?
Saya beri satu contoh lagi biar lebih jelas.
Saya mendapat email dari seorang pembaca buku, sebut saja Bu Asri, yang mengeluh bahwa ia telah berusaha keras untuk menaikkan penghasilannya namun selalu gagal. Setelah membaca buku The Secret of Mindset dan mendengarkan CD Ego State Therapy ia menemukan program pikiran yang menghambat dirinya, khususnya di aspek finansial.
Ternyata dulu, saat akan menikah, ia mendapat wejangan dari ibunya, “Nak, ingat ya… nanti waktu menjadi seorang istri, cintai suamimu dengan tulus, baik di kala suka mapun duka, layani dengan sepenuh hati, tempatkan suami sebagai kepala rumah tangga, jaga perasaan dan harga diri suami, jangan melebihi suamimu…….”
Pembaca, wejangan (baca: program) ini tentu sangat baik. Namun menjadi masalah karena program ini justru menghambat upaya Bu Asri meningkatkan penghasilannya. Selidik punya selidik ternyata penghasilan Bu Asri saat ini sama dengan penghasilan suaminya. Makanya saat ia berusaha menaikkan income-nya selalu saja ada hambatan. Program ini yang menghambat dan tujuannya juga sangat “positif” yaitu agar Bu Asri bisa menjadi istri yang baik sesuai wejangan ibunya.
Bagaimana, jelas sekarang?
Suatu program, selama tidak bersifat menghambat diri kita maka jangan diutak-atik. Biarkan saja. Nggak usah bingung. Ada rekan yang, setelah membaca buku dan mengerti soal mental block, begitu giat mencari berbagai mental blocknya. Bahkan sampai mengeluh,”Pak, saya kok nggak menemukan mental block saya ya?”.
Lha, kalo memang nggak ada trus apa harus dipaksakan ada? Bukankah lebih baik bila waktu yang ada digunakan untuk belajar dan mengembangkan diri? Kekhawatiran karena tidak menemukan mental block justru bisa menjadi mental block baru.
Lalu, bagaimana sikap yang benar ?
Ya, santai saja lah. Nggak usah aneh-aneh. Kita harus netral saja. Selama hidup kita happy, usaha lancar, semua berjalan seperti yang kita rencanakan dan harapkan maka nggak usah pusing soal mental block. Paham..?
Mental block akan kita rasakan saat ada penolakan atau hambatan untuk mencapai suatu target yang lebih tinggi. Penolakan ini juga timbul saat kita ingin berubah.
Ini saya kutip email yang saya terima dari seorang :
“Saya ingin lebih memahami dan membaca buku-buku tentang hipnoterapi. Saya beli The Secret of Mindset. Saat baca ada aja perasaan yang membuat saya malas, ngantuk dsb. Padahal saya sungguh ingin membaca buku TSOM.Bagaimana solusinya ? ”
Perasaan malas, mengantuk, dan berbagai perasaan lain yang menghambat upaya untuk berubah ini adalah ulah nakal dari mental block kita. Nah, ini saatnya kita perlu menemukan dan mengenali mental block ini. Setelah ditemukan… ya dibereskan. Gitu aja kok repot.
Intinya, jika anda telah menetapkan target yang lebih tinggi, dari apa yang telah anda capai saat ini, dan anda merasa ada yang tidak enak di hati anda maka ini indikasi adanya mental block.
Atau jika anda mengalami kegagalan yang beruntun atau yang mempunyai pola kegagalan yang sama, maka ini indikasi sabotase diri alias mental block.
Mental block ini ada juga yang baik. Misalnya anda telah berkeluarga. Dan ada kesempatan untuk selingkuh namun anda tidak mau. Alasannya bisa macam-macam. Bisa takut dosa, takut masuk neraka, takut malu, takut ketahuan, bisa karena anda tidak ingin melukai hati pasangan anda, atau anda setia pada janji pernikahan anda, atau alasan apapun. Yang pasti, ada satu program pikiran yang menghambat anda melakukan sesuatu. Mental block ini tentunya perlu dipertahankan.
So… bersikaplah netral… jadilah orang yang Non Block. Artinya anda tidak neko-neko atau aneh-aneh. Cari mental block sesuai kebutuhan. Kalo sedikit-sedikit cari mental block … sedikit-sedikit cari mental block… maka saya khawatir anda akan menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, dan resource yang anda miliki untuk sesuatu yang tidak produktif.
Setiap orang pasti memiliki pengalaman pahit, luka batin, trauma, program pikiran yang salah (menjelma menjadi mental blocks), dsb. Yupz… Mental Blocks ini bisa menjangkiti siapa saja. Walaupun efeknya sangat mengganggu dan disadari oleh “pengidapnya”, tetapi tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi.
Berita buruknya, ketidaknyamanan mental akibat mental block ini membelenggu seseorang, memasung kreativitas sehingga menghalangi kesuksesan seseorang/ anak. Mereka yang berkarya di bidang pendidikan, bisnis, produksi, jasa, dsb wajib mewaspadai mental block ini.
Berita baiknya, mental blocks & program negatif ini dapat dihilangkan !
Mental Block & program negatif ini hanya dapat dihilangkan efektif dengan metode Mind Reprogramming (Pemrograman Ulang Pikiran).
Pertolongan Pertama Pada Mental Block
Mengikis Mental Block Secara Mandiri
Dari banyaknya pertanyaan, keluhan, dsb berkaitan dengan masalah mental block ini, dengan variasi bentuk yang muncul dalam pikiran dan tindakan seseorang, sedangkan tindakan untuk mengikis mental block belum sepenuhnya dapat dilakukan karena persoalan waktu, kesibukan dsb.. Maka, kami menawarkan langkah awal dalam membantu mengurangi mental block yang mungkin anda alami.
Yaitu, pertama, berkomunikasilah dengan diri anda, libatkan perasaan diri anda pada sisi-dalam diri anda. Lanjutkan dengan langkah kedua, jujurlah pada diri anda sendiri ketika melakukan langkah pertama (toh gak ada yang tahu kan…. gak perlu malu laah… hehe….).
Dalam komunikasi-internal ini, temukan: “apa yang sesungguhnya anda inginkan!”. Dan temukan jawabannya di sana. Untuk melakukan dua langkah ini, anda memerlukan syarat: rilekskan pikiran dan hati anda. Jika suasana hati dan pikiran belum support, terlebih dahulu anda bisa mengikuti program kami, Distance Therapy, yang bisa anda baca terlebih dahulu di halaman Distance Therapy di blog ini.
Perhatian: Distance Therapy bukan cara untuk menghilangkan atau mengikis mental block, tetapi menyiapkan piranti pendukung yaitu menciptakan suasana hati & pikiran yang rileks-nyaman tanpa beban, dan support untuk anda melakukan komunikasi-internal dan affirmasi positif untuk mengikis mental blocks. Dengan kata lain, distance therapy merupakan energizer bagi komunikasi internal dan affirmasi positif yang anda lakukan.
Terkadang kita sangat heran, mengapa terdapat kasus Phobia yang tidak masuk akal sehat ? Melihat gelang karet saja menimbulkan kengerian dan rasa mual yang luar biasa.
Demikian juga kita seringkali tidak habis pikir, mengapa seseorang demikian termotivasi sangat luar biasa, padahal secara fakta ia memiliki sangat banyak kekurangan dibandingkan orang lain.
Pasti ada sesuatu ! Pasti ada sebuah struktur ajaib yang mungkin sama untuk kedua kasus di atas.
Pengetahuan NLP membahas secara dalam, bagaimana suatu peristiwa riel atau suatu imajinasi menjelma menjadi rekaman di pikiran bawah sadar manusia yang membuat seseorang menjadi sangat berdaya atau sebaliknya menjadi terpuruk ketika ia memutar kembali “rekaman mental” ini.
Pada dasarnya manusia merekam dunia luar (external world) melalui panca-inderanya, atau di NLP dikenal sebagai V.A.K.O.G. Masing-masing indera ini ketika melakukan perekaman, masing-masing memiliki struktur spesifik yang disebut sebagai Submodalities. Secara sederhana Submodalites adalah kualitas dari modalities yang dipergunakan, dalam hal ini yaitu panca-indera tersebut.
Secara mudahnya, misalkan rekaman yang bersifat Visual, maka kualitas rekaman ini atau submodality yang terbentuk dapat berupa : gambar berwarna, gambar hitam putih, pelaku berada di luar gambar, pelaku berada di dalam gambar, gambar bergerak (film), atau gambar diam (foto), dsb.
Demikian juga misalkan rekaman yang bersifat Audio (Auditori), maka kualitas rekaman yang terbentuk dapat berupa suara kontinyu, suara terputus-putus, suara keras, atau suara yang lembut, dsb.
Nah, ketika suatu peristiwa terjadi, maka dalam sepersekian detik, manusia dapat melakukan perekaman atas peristiwa tersebut, dan tentunya kualitas dari rekaman tersebut (yang tersusun dari berbagai submodality) yang nantinya akan menentukan emosi apakah yang akan muncul ketika rekaman tersebut diputar ulang. Oleh karena itu dalam peristiwa Phobia, mungkin peristiwa yang mengawali sekilas terlihat sebagai peristiwa biasa, tetapi ketika struktur rekaman (submodalities) tersebut tersusun sedemikian rupa, maka munculah apa yang disebut sebagai Phobia.
Demikian juga saat seseorang berimajinasi terhadap sesuatu, mungkin terhadap mimpi-mimpinya, tentang harapan-harapannya terhadap sesuatu di masa depan, dan ketika imajinasi tersebut terekam dengan struktur yang tepat, maka akan memicu motivasi yang sangat luar biasa.
Oleh karena itu dalam pengetahuan NLP, bagaimana menghilangkan Phobia, kecemasan, atau sebaliknya mengembangkan motivasi diri, nyaris menggunakan teknik yang sama, yaitu dengan melakukan penyusunan ulang (edit) atas rekaman peristiwa yang telah tersimpan di pikiran bawah sadar. Dalam kasus mengembangkan motivasi tentu saja penyusunan ini dimaksud untuk menghasilkan struktur rekaman mental yang tepat untuk membangkitkan motivasi dimaksud.
Secara teknis sangat banyak teknik-teknik yang dikembangkan di pengetahuan NLP untuk keperluan ini.
Penjelasan tentang Submodalities dapat juga dianalogikan seperti proses pembuatan sebuah film. Di saat awal kamera hanya merekam gambar secara apa adanya, selanjutnya film dilakukan editing, misalkan diberikan warna yang lebih gelap, kemudian diberikan suara yang mungkin menghasilkan efek menakutkan, dan akhirnya film tersebut menjadi sebuah film horor, dan jelas berbeda dengan film aslinya. Inilah salah satu analogi untuk menjelaskan, bagaimana misalkan suatu peristiwa dapat menghasilkan efek Phobia yang dramatis.
Penyembuhan Phobia atau emosi negatif di NLP juga menggunakan teknik yang sama, yaitu dengan melakukan editing atas Film yang sudah berada di pikiran bawah sadar. Sebagai analoginya, ketika terhadap suatu Film yang bernuansa horor, dilakukan penggantian musiknya menjadi musik film kartun, maka tentu saja efek horor dari Film tersebut akan berkurang jauh.
Nah, sudah mulai memahami Submodalities ?
Sekarang silakan anda melakukan editing atas berbagai rekaman film mental yang ada dalam diri anda untuk membuat sesuatu yang tidak memberdayakan menjadi berdaya. Atau masukkan efek-efek film yang tepat saat anda merekam mimpi-mimpi anda, sehingga dapat menjadi penggerak motivasi yang sangat dahsyat bagi anda dalam upaya mencapainya !